CPO & Batu Bara Masih Anjlok, Ini Emiten yang Kena Dampaknya
Market - Haryanto, CNBC Indonesia 09 April 2020 11:55
Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja saham sektor pertambangan dan pertanian, pada perdagangan Kamis (9/4/2020) terpantau tertekan seiring dengan penurunan dalam harga batu bara dan harga minyak sawit selama sepanjang tahun berjalan (year to date/YTD).
Harga batu bara kontrak futures acuan Newcastle semakin terperosok dalam. Kinerja impor batu bara di negara-negara kawasan Asia pekan pertama April masih tertekan.
Berdasarkan data dari Revinitif sepanjang tahun berjalan , harga batu bara termal Newcastle melemah 6,04% ke level US$ 66,5/ton. Sementara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempersilahkan pengusaha batu bara jika mau melakukan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun ini.
Hal ini dikarenakan dampak dari pandemi corona (Covid-19) sudah menyasar ke industri batu bara. Turunnya permintaan menyebabkan Harga Batu bara Acuan (HBA) bulan April anjlok.
HBA pada Januari 2020 tercatat US$ 65,93 per ton, turun dari Desember 2019 US$ 66,30 per ton. HBA mengalami fluktuasi, naik di Februari US$ 66,89 per ton dan Maret US$ 67,08 per ton, dan kembali turun di bulan April 2020 ini ke US$ 65,77 per ton.
Hal tersebut berpotensi mendorong kinerja emiten dari sektor pertambangan sub sektor pertambangan batu bara pada perdagangan hari ini.
Emiten dari sub sekor pertambangan batu bara yang menurun di antaranya PT Adaro Energy Tbk (ADRO) (-6,1%) menjadi Rp 1.000/saham, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) (-5,66%) pada Rp 1.500/saham, PT Barmuti Resources Minerals Tbk (BSSR) (-5,01%) menjadi Rp 1.800/saham. Sementara PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) (-4,17%) pada Rp 115/saham, sedangkan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) (-3,43%) menjadi Rp 7.750/saham.
Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kontrak berjangka pada perdagangan awal pekan ini,menguat tipis seiring dengan munculnya beberapa sentimen positif seperti penguatan harga minyak.
Pada perdagangan hari ini, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) pukul 11:00 WIB berada di level RM 2.357/ton. Harga CPO stagnan dari penutupan kemarin.
Sentimen positif yang membuat harga CPO ikut terangkat selama sepekan ini adalah penguatan harga minyak mentah lebih dari 2,5% kemarin.
Harga minyak mentah yang sempat anjlok akhirnya menguat setelah tersiar kabar bahwa Arab dan Rusia yang terlibat perseteruan bakal sepakati pemangkasan produksi minyak di tengah pandemi corona saat pertemuan OPEC+ Kamis ini (9/4/2020).
Kendati demikian secara tahun berjalan harga CPO masih membukukan pelemahan 29,49%. Hal tersebut berpotensi mendorong kinerja emiten dari sektor pertanian sub sektor perkebunan pada perdagangan hari ini.
Emiten sub sektor perkebunan yang terpengaruhi di antaranya PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) (-6,88%) menjadi Rp 298/saham, PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) (-3.01%) pada Rp 805/saham, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) (-2,56%) menjadi Rp 228/saham. Sementara PT Sawit Sumbermas Saran Tbk (SSMS) (-1,54%) pada Rp 960/saham, sedangkan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) (-0,78%) menjadi Rp 6.350/saham.
Di sisi lain, emiten yang menerima sentimen positif dari pertemuan OPEC+ hari ini di antaranya PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) naik 0,59% pada Rp 340/saham, sedangkan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menguat 0,41% menjadi Rp 2.440/saham.