a a a a a
ATRIA ENERGI
 Berita sub header

Berita Terbaru

Harga Batu Bara Lolos dari Koreksi ke Titik Terendah di 2020

Harga Batu Bara Lolos dari Koreksi ke Titik Terendah di 2020

Market - Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 May 2020 14:30


Jakarta, CNBC Indonesia - Harga acuan batu bara selama sepekan ini tertekan tipis, setelah sempat nyaris meninggalkan level psikologis US$ 50 per ton.

Harga kontrak berjangka (futures) batu bara Newcastle pada Jumat (1/5/2020) berada di level US$52,4 per ton, atau tertekan sangat tipis jika dibandingkan dengan penutupan pada Jumat akhir pekan lalu yang berada di level US$ 52,55 per ton.

Namun, posisi penutupan akhir pekan lalu tersebut terhitung masih lebih baik jika melihat kenyataan bahwa harga komoditas ini sempat anjlok ke level terendahnya sepanjang 2002 pada Senin kemarin, di US$ 50,9 per ton.

Tren koreksi sepanjang tahun ini terjadi di tengah masih terbatas permintaan batu bara menyusul kebijakan karantina wilayah (lockdown) di negara-negara utama konsumen batu bara seperti India dan China. Berhentinya aktivitas manufaktur akibat lockdown memangkas permintaan batu bara.

Mengutip laporan bulanan PT Bumi Resources Tbk, eksportir terbesar batu bara nasional, permintaan ketat memang masih terjadi. Di pasar China, harga batu bara masih cenderung menurun, dengan kisaran harga US$ 30-31 per ton untuk produk kalori rendah (3.800 kcal) dan US$ 47-47,5 per ton untuk kalori tinggi (5.000 kcal).

Produsen utama batu bara di Negeri Panda memangkas harga kontrak April karena minat beli yang sangat rendah dengan pasokan yang masih menggunung di pelabuhan mereka di pesisir Utara dan mencapai level tertingginya sejak 2015.

"Dengan banyak negara masih menerapkan lockdown (karantina wilayah) seperti misalnya India, Pakistan, Filipina, Malaysia, dan Jepang, permintaan untuk kuartal kedua diperkirakan masih rendah," tutur Direktur Bumi Dileep Srivastava.

Namun, kabar baik muncul dari India menjelang akhir pekan. Produsen batu bara terbesar kedua Asia setelah China ini mengkaji percepatan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kawasan India Tengah, yang bakal memicu permintaan batu bara.

Hanya saja, dalam keterangan resminya, Perdana Menteri India Narendra Modi bakal mengoptimalkan pasokan batu bara dalam negeri terlebih dahulu, sebelum kemudian melakukan impor batu bara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Berita Harga Batu Bara Lolos dari Koreksi ke Titik Terendah di 2020