a a a a a
ATRIA ENERGI
 Berita sub header

Berita Terbaru

Sebulan Anjlok 22,8%, Nasib Nahas Batu Bara Belum Berakhir

Sebulan Anjlok 22,8%, Nasib Nahas Batu Bara Belum Berakhir

Market - Tirta Citradi, CNBC Indonesia
23 April 2020 11:15


Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kontrak berjangka Newcastle kian tertekan. Pasar batu bara Asia Pasifik yang lesu jadi dalang dari harga yang terjun bebas dalam sebulan terakhir.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga batu bara kontrak futures drop 0,96% ke level US$ 51,55/ton dan menjadi level terendah sejak 20 Mei 2016. Dalam sebulan terakhir, harga batu bara kontrak acuan Newcastle telah ambrol 22,8%.

Tertekannya harga batu bara dipicu oleh prospek permintaan batu bara yang lesu dan kinerja impor negara-negara konsumen batu bara terbesar di Asia yang kurang ciamik dalam beberapa pekan terakhir

Impor batu bara China dalam tiga pekan terakhir bulan April tercatat sebanyak 12,2 juta ton. Sementara pada periode yang sama tahun lalu impor batu bara China mencapai 13,7 juta ton.

Hingga pekan ketiga April, impor batu bara Jepang mencapai 8,5 juta ton. Turun dari periode sebelumnya sebesar 9,7 juta ton. Impor batu bara Jepang bulan ini diperkirakan sebesar 11,4 juta ton.

Beralih ke Negeri Ginseng, Korea Selatan dalam tiga pekan terakhir telah mengimpor batu bara termal sebanyak 4,7 juta ton. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, impor batu bara Korea Selatan mencapai 7,5 juta ton.

Faktor yang menekan kinerja impor batu bara di Jepang dan Korea Selatan adalah berakhirnya periode musim dingin yang lebih mild serta penurunan output industri terutama baja di kedua negara tersebut akibat pandemi COVID-19.

Ke depan permintaan batu bara lintas laut di kawasan Asia Pasifik masih akan lesu karena negara-negara seperti China yang berpotensi beralih ke pasokan batu bara domestik karena harganya yang sudah terlalu murah.

Selain itu harga gas alam cair (LNG) yang juga sudah sangat murah berpotensi menyebabkan Korea Selatan dan Jepang lebih memilih bahan bakar gas ketimbang batu bara. Jadi wajar saja kalau harga batu bara menjadi kian tertekan dengan dua sentimen ini.



TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
Berita Sebulan Anjlok 22,8%, Nasib Nahas Batu Bara Belum Berakhir