Minyak Hingga CPO Anjlok, Kok Harga Batu Bara Malah Menguat?
Market - Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia 28 June 2020 18:30
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara menguat sepanjang pekan ini, padahal harga komoditas lainnya seperti minyak mentah dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melemah cukup dalam.
Berdasarkan data Refinitiv, harga batu bara Newcastle menguat 1,6% ke US$ 54,2/ton di pasar spot. Pada periode yang sama, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) malah melemah 3,17% di pekan ini ke US$ 38,49/barel, sementara jenis Brent minus 2,77% ke US$ 41,02/barel. Harga CPO bahkan ambles lebih dari 4%.
Pelemahan harga minyak mentah dan CPO dipicu kecemasan pelaku pasar akan terjadinya resesi yang dalam. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) dalam rilis terbarunya yang berjudul A Crisis Like No Other, An Uncertain Recovery kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
"Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang negatif pada paruh pertama 2020 daripada yang diperkirakan," tulis lembaga itu, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (25/6/2020).
Di negara dengan tingkat penularan Covid-19 dengan tren menurun, pemulihan ekonomi masih akan lambat karena aturan social distancing yang diberlakukan, dan akan berpengaruh hingga semester II-2020.
Sementara di negara yang masih berjuang menghadapi pandemi, lockdwon akan terjadi lebih lama, sehingga pemulihan ekonomi pun akan memerlukan waktu yang lebih lama.
Dalam rilis tersebut, IMF memprediksi perekonomian global di tahun ini akan berkontraksi atau minus 4,9% lebih dalam ketimbang proyeksi yang diberikan pada bulan April lalu minus 3%.
Proyeksi resesi tersebut artinya aktivitas ekonomi mengalami kontraksi, sehingga permintaan akan komoditas menjadi menurun. Harga minyak mentah dan CPO pun melemah, tetapi baru bara malah menguat.
Penguatan harga batu bara kemungkinan terjadi akibat faktor teknikal. Maklum saja saat harga minyak mentah dan CPO menguat tajam hingga ke level tertinggi dalam lebih dari 3 bulan terakhir, batu bara justru melempem.
Harga baru bara di pekan ini sebenarnya mengalami pelemahan dalam empat hari beruntun, sebelum melesat tajam di hari Jumat (26/6/2020) menghapus semua pelemahan 4 hari, hingga akhirnya mencetak penguatan mingguan.
Sebelum menguat Jumat lalu, harga baru bara mencatat pelemahan nyaris 5% sepanjang bulan Juni, dan 25% sepanjang tahun ini.