Permintaan China Meningkat, Harga Batu Bara Terangkat
Market - Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia 10 May 2020 07:42
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara bergerak naik sepanjang pekan ini. Peningkatan permintaan terutama dari China mendongkrak harga komoditas utama ekspor utama tersebut.
Sepanjang minggu ini, harga batu bara acuan di pasar ICE Newcastle (Australia) naik 0,95%. Semestinya kenaikan harga bisa lebih tinggi andai tidak terjadi koreksi yang lumayan dalam pada awal pekan.
Pada April 2020, otoritas kepabeanan China mencatat impor impor batu bara sebanyak 34,22 juta ton. Melonjak 35,26% dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Meroketnya permintaan batu bara di Negeri Tirai Bambu terjadi seiring aktivitas masyarakat yang semakin pulih usai penerapan karantina wilayah (lockdown) di sejumlah daerah. Seiring kasus virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang terus melambat, perlahan aktivitas warga sudah kembali normal.
Virus corona bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China. Ya, China adalah negara yang paling awal mendapat 'pukulan' dari virus ini.
Namun dengan upaya penanganan yang cepat dan ketat, virus bisa 'dijinakkan' dalam tempo yang relatif singkat. Saat jumlah pasien positif corona di negara lain terus bertambah bahkan di Amerika Serikat (AS) sudah di atas 1 juta orang, di China relatif stabil di kisaran 80.000 orang.
Per 8 Mei 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat jumlah kasus corona d Negeri Panda adalah 84.415. Naik 0,01% dibandingkan hari sebelumnya. Malah China sempat tidak mencatatkan kasus baru selama tiga hari beruntun.
'Badai' corona yang sudah berlalu dan aktivitas publik yang berangsur normal membuat permintaan listrik meningkat. Pada dua pekan pertama April 2020, permintaan listrik naik 1,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Di China, sebagian besar pembangkit listrik menggunakan batu bara sebagai energi primer. Oleh karena itu, permintaan batu bara otomatis naik ketika permintaan listrik bertambah.
Permintaan batu bara di China dapat menggerakkan harga secara signifikan. Maklum, China adalah negara konsumen batu bara terbanyak di dunia.