Atria Multi Energi targetkan penjualan batubara naik 15% di 2019 - KONTAN.CO.ID
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara, PT Atria Multi Energi (Atria) masih mengandalkan pasar batubara dalam negeri. Sejumlah sektor manufaktur mulai dari industri tekstil hingga makanan dan minuman menjadi penyumbang utama bisnis perdagangan batubara Atria.
Denny Chandra, Direktur Utama Atria Multi Energi mengatakan, pasar utama Atria adalah industri atau manufaktur di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Menurutnya, daya serap pasar domestik cukup kuat.
Selaku coal company, Atria memiliki pembeli yang cukup captive. Menurut Denny dengan tingkat kalori 5.000-6.000, praktis batubara Atria dicari calon pembeli. “Kami akan meningkatkan penjualan sebesar 15% pada 2019," kata Denny dalam keterangan pers, Sabtu (15/12).
Untuk sumber batubara yang dijual, Atria membeli dari penambang di Kalimantan Selatan. “Pembeli kami sekitar 50% adalah perusahaan swasta, yaitu dari kalangan industri. Lalu, sebanyak 50% lainnya diserap oleh BUMN atau PLN,” tutur dia.
Melihat permintaan yang cukup tinggi, Atria bakal merangsek ke semua segmen jenis batubara. Mulai dari batubara berkalori 4.000 hingga 6.000. “Guna menjamin ketersediaan pasokan, kami juga memiliki gudang di Sidoarjo, Jawa Timur,” ujar Denny.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperlihatkan bahwa sekitar 75% batubara dikirim ke luar negeri. Per akhir September 2018 tercatat, produksi batubara mencapai 344 juta ton dengan sekitar 259,1 juta ton diantaranya dilempar ke pasar ekspor.
Di sisi lain, Kementerian ESDM menetapkan Harga Batu bara Acuan (HBA) per November 2018 sebesar US$ 97,90/ton. Harga tersebut lebih rendah 2,97% dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$100,89/ton.
Reporter: Eldo Christoffel Rafael Editor: Komarul Hidayat